Sunday 14 June 2015

Hasil gambar untuk islam untuk anak



Adanya sekolah tak menggugurkan kewajiban orangtua memberikan pendidikan agama kepada anak-anaknya

Oleh: Subliyanto,S.Pd.I
SALAH satu kewajiban kita sebagai orangtua adalah memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak kita. Pendidikan sangat penting untuk masa depan mereka. Apabila kita sebagai orangtua salah dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak kita, maka akan berakibat fatal. Tidak hanya fatal terhadap masa depan anak-anak kita, tapi juga fatal terhadap kita sendiri kelak di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala.
Demikian juga sebaliknya jika kita sebagai orangtua bersungguh-sungguh dalam memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak kita, maka berarti kita sudah memberikan hadiah terbaik untuk masa depan mereka, dan juga tentunya bernilai positif bagi diri kita sebagai orangtua ketika dimintai pertanggung jawaban kelak di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala.
Hal itu sebagaimana dijelaskan oleh Muhammad Rasulullah Shallahu ‘alaihi Wasallam tentang tiga amalan manusia yang tidak terputus ketika ia mati. Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Apabila manusia meninggal dunia maka amalnya terputus darinya kecuali tiga perkara, shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendo’akan orangtuanya.” (HR.Muslim)
Untuk memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak kita, setidaknya ada tiga pilar pendidikan utama yang harus kita ajarkan kepada  mereka, yaitu pendidikan tauhid, pendidikan akhlak, dan pendidikan ibadah.
Pertama, pendidikan tauhid
Dalam pendidikan seharusnya orangtua mengenalkan anak-anak kita dengan Allah subhanahu wa ta’ala sebagai penciptanya dan pencipta alam semesta dan isinya, sehingga keimanan anak-anak kita kepada Allah subhanhu wa ta’ala benar-benar melekat dan tertanam dengan kuat di hati mereka.
Allah subhanhu wa ta’ala berfirman :
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS.al-Mu’minun [23]: 12-14).
Dalam Al-Quran pula Allah kisahkan nasehat Luqman kepada anaknya.
يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.” (QS: Luqman: 13)
Kedua, pendidikan akhlak
Pada pendidikan ini kita tanamkan karakter-karakter baik kepada mereka, kita ajarkan dan kita bimbing anak-anak kita untuk memahami tentang adab-adab dalam kehidupan mereka, baik adab kepada diri sendiri, maupun adab terhadap orang lain, serta adab beramal dalam kehidupan sosial mereka.
Pendidikan akhlak sangat penting dalam kehidupan manusia, karenanya Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang baik”. (HR. Abu Dawud).
Pendidikan akhlak telah diajarkan dalam Islam dan menjadi misi diutusnya Muhammad Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam. Muhammad Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Al-Bazzar)
Dalam Siyar A’lamin Nubala’ karya Adz Dzahabi disebutkan bahwa ‘Abdullah bin Wahab pernah berkata;
ما نقلنا من أدب مالك أكثر مما تعلمنا من علمه
“Yang kami nukil dari (Imam) Malik lebih banyak dalam hal adab dibanding ilmunya.” –
Imam Malik juga pernah berkata, “Dulu ibuku menyuruhku untuk duduk bermajlis dengan Robi’ah Ibnu Abi ‘Abdirrahman -seorang fakih di kota Madinah di masanya-. Ibuku berkata,
تعلم من أدبه قبل علمه
“Pelajarilah adab darinya sebelum mengambil ilmunya.”
Adalah Imam Ibnu Qasim, salah satu murid senior Imam Malik menyatakan, ”Aku telah mengabdi kepada Imam Malik bin Anas selama 20 tahun. Dari masa itu, 18 tahun aku mempelajari adab sedangkan sisanya 2 tahun untuk belajar ilmu”. (18 Tahun Belajar Adab,hidayatullah.com)
Ketiga, pendidikan ibadah
Pada pendidikan ini kita ajarkan dan kita bimbing anak-anak kita untuk beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan syari’at yang telah ditetapkan oleh Allah dan Muhammad Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam, karena hakikat manusia yang sesungguhnya adalah sebagai ‘Abdullah, yaitu hamba Allah yang senantiasa beribadah kepada Allah subhanhu wa ta’ala dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Allah subhanhu wa ta’ala berfirman : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS:Adz-Dzariyat : 56)
Hendaknya sejak kecil putra-putri kita diajarkan bagaimana beribadah dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mulai dari tata cara bersuci, shalat, puasa serta beragam ibadah lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Al-Bukhari).
“Ajarilah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berusia sepuluh tahun (bila tidak mau shalat-pen).”  
Dengan melatih mereka dari dini, insya Allah ketika dewasa, mereka sudah terbiasa dengan ibadah-ibadah tersebut.
Ketiga pilar pendidikan utama di atas merupakan tiga mata rantai pendidikan yang tidak bisa dipisahkan pelaksanaanya dalam kehidupan manusia. Ketiganya saling melengkapi sehingga menjadi rangkaian pendidikan yang utuh dan sempurna.
Jenjang kemampuan inilah yang menjadi filosofis lahirnya sebuah lembaga pendidikan yang bernama sekolah yang bergerak dalam bidang pendidikan dan dikelola secara tersruktur guna membantu kita para orangtua dalam memberikan pendidikan kepada anak-anaknya.
Lahirnya lembaga pendidikan yang bernama sekolah bukan berarti menggugurkan kewajiban kita sebagai orangtua dalam memberikan pendidikan secara langsung kepada anak-anak kita. Akan tetapi pendidikan utama tetap bertumpu kepada kita sebagai orangtua.
Jika kita sebagai orangtua memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak kita, baik secara langsung maupun melalui lembaga pendidikan yang bernama sekolah, maka insya Allah kita akan melahirkan generasi yang baik pula di masa yang akan datang, demikian juga sebaliknya. Wallahu A’lam.*
Penulis adalah pendidik di Hidayatullah Sleman Yogyakarta

0 komentar:

Post a Comment

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!